Penyebab Anak Tantrum dan Cara Mengatasinya

Tantrum adalah keadaan dimana anak tidak dapat meluapkan emosi dan perasaan mereka dengan baik. Mereka memilih untuk berteriak, menjerit, menangis kencang, dan meronta sambil menghentakkan kedua tangan dan kakinya ke lantai. Tak jarang pula mereka membanting barang dan berguling-gulingan untuk menyampaikan maksud atau mendapatkan keinginan mereka. Kondisi ini merupakan kondisi normal dalam proses perkembangan anak yang mulai muncul pada usia lima belas bulan ke atas. Meski begitu, tak jarang orang tua merasa frustrasi dalam mengahadapi kondisi demikian. Mari kita kenali jenis dan penyebab anak tantrum dan cara mengatasinya.

 

Jenis tantrum pada anak dapat dibagi dalam dua jenis, yakni:

 

  1. Tantrum Manipulatif

Tantrum ini umumnya muncul ketika anak merasa keinginan mereka tidak terpenuhi. Ini merupakan tantrum yang dibuat-buat oleh anak-anak dalam upaya membujuk bahkan memaksa orang lain menuruti keinginannya. Namu, tantrum ini tidak terjadi pada semua anak. Biasanya tantrum jenis ini dipicu oleh penolakan yang diterima anak.

 

  1. Tantrum Frustasi

Tantrum frustasi adalah cara anak mengekspresikan perasaan mereka. Hal ini dapat dipicu oleh rasa lelah, lapar, atau kegagalan anak dalam melakukan atau menyelesaikan sesuatu.

 

Penyebab tantrum dan cara mengatasinya

 

Tantrum merupakan cara anak meluapkan emosinya. Namun karena keterbatasan mereka dalam menyampaikan, mereka menjadi meledak-ledak dan mengamuk. Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya tekanan dari lingkungan sekitar dan juga keadaan emosi yang tidak stabil. Tekanan yang mereka rasakan kerap membuat mereka menjadi merasa takut dan gelisah sehingga suasana hatinya terganggu.

 

Kurangnya perhatian dari orang tua juga dapat menjadi penyebab anak tantrum. Anak merasa kurang kasih sayang dan merasa frustrasi. Meski begitu, perhatian yang terlalu berlebihan juga tidak baik bagi anak. Jika anak terlalu dimanja, mereka akan cenderung memaksakan setiap keinginan mereka. Ketika apa yang anak terima tidak sesuai dengan harapan, mereka akan merasa kecewa dan mengamuk. Untuk itu, orang tua harus bijaksana dalam mencurahkan kasih sayang kepada anak.

 

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah bagaimana memahami anak. Ketidaktahuan orang tua terhadap keinginan anak menimbulkan perasaan bahwa keinginan mereka tidak tersampaikan. Hal ini dapat memicu kemarahan anak. Anak cenderung menjadi lebih agresif dan meledak-ledak. Selain itu, orang tua juga perlu memerhatikan cara menyampaikan kritik kepada anak. Berikan penjelasan dengan kata-kata yang mudah dipahami anak. Orang tua harus menguasai emosi dan bersikap tenang. Hindari marah pada anak ketika tantrum karena hal ini dapat membuat mereka merasa lebih tertekan. Sesekali, berilah pujian pada anak ketika mereka berhasil melakukan sesuatu.

 

Scroll to top