Deskripsi Singkat Mengenai Kilang Minyak Tertua di Indonesia
Minyak bumi merupakan salah satu Sumber Daya Alam (SDA) yang digunakan untuk mengembangkan sumber energi bagi kehidupan manusia. Minyak bumi terbentuk dari fosil flora dan fauna yang telah terkubur selama ribuan tahun dan mengalami berbagai macam proses kimia di bawah lapisan permukaan bumi. Saat ini, komoditas minyak bumi menjadi salah satu komoditas yang sangat menjanjikan bagi sebuah negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi eksportir komoditas minyak bumi. Hal ini dikarenakan banyak titik lokasi tambang yang ditemukan di Indonesia. Untuk bisa mengeluarkan minyak bumi dari bawah permukaan bumi dan memprosesnya menjadi bahan bakar yang berguna untuk masyarakat tentu membutuhkan suatu alat dan instalasi pengolahan yang memadai. Hal inilah yang membuat Indonesia memiliki beberapa kilang minyak untuk mengolah minyak bumi. Lantas, bagaimana awal perkembangan kilang minyak pertama di Indonesia hingga bisa berkembang seperti saat ini?
Sejarah Perkembangan Kilang Minyak Bumi Pertama di Indonesia
Kilang minyak bumi Indonesia pertama kali didirikan pada tahun 1904 oleh perusahaan Shell dari Belanda. Lokasi kilang minyak pertama di Indonesia ada di Sumatera Selatan dan diberi nama Kilang Plaju. Pada awal berdiri, kilang minyak Plaju memiliki kapasitas pengolahan sebesar 110 MBSD. Pembangunan kilang minyak Plaju tidak dapat dilepaskan dari kepentingan Belanda saat itu. Kilang minyak Plaju akan mengolah pasokan minyak bumi dari daerah Prabumulih dan Pendopo. Nantinya, hasil olahan yang didominasi solar tersebut akan digunakan untuk bahan bakar armada militer yang dimiliki oleh Belanda. Semenjak saat itu, kilang minyak Plaju terus berkembang dan menjadi salah satu kilang minyak terbesar di Asia Tenggara saat itu. Akan tetapi, pada saat Perang Dunia II, pasukan sekutu berhasil membakar sebagian area wilayah kilang minyak Plaju. Hal ini membuat Jepang yang berkuasa saat itu mengalami tekanan yang luar biasa. Sehingga, kilang minyak Plaju kembali diambil alih oleh Belanda.
Saat ini, kilang minyak Plaju menjadi salah satu kilang minyak yang dikelola oleh Pemerintah Indonesia melalui Pertamina. Kilang minyak Plaju menjadi bagian dari Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju. Sehingga, kilang minyak Plaju terus beroperasi dan menghasilkan produk bahan bakar bagi kebutuhan masyarakat Indonesia. Salah satu produk yang dihasilkan adalah Biosolar B30 yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Selain mengolah hasil minyak bumi, kilang minyak Plaju juga memiliki peranan yang lain yaitu mengembangkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dicanangkan melalui program Project Green Refinery. Salah satu produk yang saat ini dikembangkan adalah bahan bakar dengan sifat nabati. Bahan mentah yang digunakan untuk mengembangkan bahan bakar nabati tersebut adalah Crude Palm Oil (CPO) yang diambil dari industri kelapa sawit. Kilang minyak Plaju juga menghasilkan beberapa produk unggulan yang lain yaitu Breezon MC-32, Avtur Reborn, biji plastik Polytam, dll.
Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi yang diambil dari berbagai tambang di Indonesia akan diproses di beberapa kilang minyak yang tersedia. Salah satunya adalah kilang minyak Plaju. Dalam proses pengolahan minyak bumi tersebut, ada beberapa bahan kimia yang digunakan. Salah satunya adalah molecular sieve. Umumnya, molecular sieve digunakan sebagai katalis sekaligus adsorbent yang mengikat beberapa zat kontaminan dalam minyak bumi. Masyarakat juga bisa menggunakannya untuk proses penjernihan karena harga molecular sieve cukup terjangkau. Molecular sieve juga dapat dengan mudah ditemukan di beberapa toko kimia resmi.