Jembatan Merah Bogor
Jembatan Merah yang terletak di pusat kota Bogor ini sudah ada sejak tahun 1800 an, tepatnya sejak zaman Belanda. Jembatan yang menghubungkan antara Jl Kapten Muslihat, Jl Merdeka, dan Jl Panaragan ini seringkali ganti warna pada masa orde baru, pergantian warna ini disinyalir mengikuti partai yang sedang diikutinya pada masa kampanye.
Jembatan yang dibuat oleh Kanjeng Aria Natangegara (seorang demang di Kampoeng Baroe) dibangun melintasi sungai Sungai Cipakancilan. Sungai tersebut mampu mengaliri area persawahan di utara Dayeuh Bogor seperti Kebon Pedes, Cilebut, Bojong Gede, sampai berakhir ke Sungai Ciliwung. Sungai Cipakancilan di bawah Jembatan Merah di zaman dulu mengalir cukup deras, penduduk sekitar bisa menebar jaring atau memancing untuk menangkap ikan.
Sejarah Jembatan Merah Bogor
Menurut sesepuh, sekitaran Jembatan Merah Bogor, tepatnya di pagi hari banyak penduduk Bogor yang berlibur atau menjadikan tempat rekreasi pada hari-hari libur. Tidak hanya penduduk sekitar saja, namun juga kalangan Belanda dan Eropa pada zaman dulu. Salah satu Gubernur Gustaf Willem Baron Van Imhoff yang tinggal di Istana Bogor seringkali mengunjungi tempat tersebut dan juga sering berolahraga pagi.
Pada malam hari saat weekend (sabtu dan minggu) seringkali para petinggi dan pejabat Hindia Belanda mengunjungi kawasan jembatan tersebut sebelum mereka pergi ke tempat hiburan di Societte Hitte yang sekarang sudah menjadi Jl Juanda kawasan perbankan. Pada malam hari sekitaran Jembatan Merah banyak sekali pedagang yang menjual jajanan khas Bogor membuat sekitar Jembatan Merah selalu ramai pengunjung.
Pada saat menjelang maghrib selain kegiatan mencari ikan di sungai juga digantikan menjadi aktivitas satwa yang masih berkeliaran di sekitaran, untuk mencari makanan di pohon tebing sekitaran sungai tersebut. Di sungai Air Cipakancilan pada saat masih jernih terdapat pohon-pohon durian, rambutan, dan ilmus yang seringkali dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.
Sungai yang dulu indah dan ramai pengunjung sudah berubah menjadi tumpukan-tumpukan beton di pinggir sungai, dan airnya sudah tercampur limbah rumah tangga.
Itulah perubahan dari masa ke masa tentang jembatan merah bogor yang silir berganti dan masih kokoh berdiri hingga saat ini. Keberadaan jembatan tersebut memang banyak mengisahkan sejarah, dimana saat ini juga menjadi salah satu ikon di kota hojan Bogor.